Selasa, 07 Maret 2017

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DAN TATA KERJA DALAM ORGANISASI

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Proses Manajemen
  • Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
  • Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
  • Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
  • Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

PENGERTIAN ORGANISASI

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali. Dalam memanfaatkan sumber (uang, material, lingkungan) sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Fungsi Satuan Organisasi dan Metode
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Ciri-ciri organisasi
1)      terdiri daripada dua orang atau lebih
2)      Ada kerjasama
3)      Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain
4)      Ada tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, yaitu:
1.       Organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah yang berasal dari lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali
2.       Organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama (Monir H. Thayeb).

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:
  1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan.
  2. Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

PENGERTIAN TATA KERJA
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan pekerjaan yang seefisien mungkin mengenai sesuatu pekerjaan dengan mempertimbangkan tujuan, fasilitas, tenaga kerja, waktu dan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat, proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara benar. Di samping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia serta dapat menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

HUBUNGAN MANAJEMEN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA
Untuk hubunganya sendiri manajemen organisasi serta tata kerja memiliki hubungan yang sangat erat. Organisasi yang baik untuk mencapai tujuanya perlu manajemen yang baik. Begitupun sebaliknya untuk mendapatakan manajemen yang terbaik diperlukan sebuah organisasi yang memiliki orang-orang yang terampil, kreatif serta mampu bekerja secara tim untuk mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi. Walaupun sudah memiliki organisasi serta manajemen yang baik masih dibutuhkan satu lagi sebagai pelengkap yakni tata kerja. Tata kerja sendiri dimaksudkan sebagai alat yang digunakan sebuah organisasi untuk mencapai tujuanya. Tanpa adanya tata kerja yang tepat maka manajamen yang telah dibuat tidak akan maksimal sehingga apa yang ingin dicapai organisasi tidak terpenuhi.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan. Apabila organisasi, manajemen dan tata kerjanya dilakukan dengan kerja sama yang baik, pemanfaatan sumber-sumber dan waktu yang ada dapat dilakukan secara tepat dan lebih terkoordinir sesuai dengan proses kegiatan yang ditetapkan maka untuk mencapai tujuan akan dapat hasil yang lebih efsien dan efektif serta lebih maksimal. Karena ketiganya jika dilakukan sesuai dengan tugasnya maka hubungan timbal balik itu akan saling menguntungkan untuk ketiganya.

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
  • Manajemen: proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
  • Organisasi: alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
  • Tata Kerja: pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANAJEMEN, ORGANISASI DAN TATA KERJA
A.       Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
B.       Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a)         Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b)        Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c)         Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
  • Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
  • Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.


Sumber:
http://rendigooners.blogspot.co.id/2014/03/hubungan-antara-manajemen-organisasi.html
https://claudiusnick.wordpress.com/2014/10/21/hubungan-manajemen-tata-kerja-organisasi/

Senin, 06 Maret 2017

MENGAPA MANAJEMEN HARUS ADA DALAM ORGANISASI


A. ORGANISASI
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan sebagai alat, sifatnya stastis yang menghimpun orang-orang yang mengadakan kerjasama itu perlu digerakkan oleh suatu fungsi atau proses yang disebut manajemen. Jadi tugasnya bahwa dalam setiap kerja yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu atau tujuan bersama diperlukan adanya manajemen, karena dengan adanya manajemen itulah yang membantu/ memudahkan tercapai tujuan.

Oleh karena organisasi dan manajemen telah merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat modern dewasa ini, maka jelaslah bahwa manajemen mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia dewasa ini dan oleh sebab itu, maka dalam setiap usaha kerjasama, baik itu organisasi olahraga dan sebagainya, mutlak memerlukan manajemen. Hal itu berarti bahwa fungsi-fungsi manajemen tersebut berlaku pada semua tipe dan organisasi dimanapun juga, karena pasti membutuhkan adanya: Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam bentuk yang sederhana sekalipun.

B. MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu kegiatan yang digunakan harus mengatur semuanya dengan baik, agar dapat melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien. Oleh  karena itu, manajemen dalam kehidupan sehari-hari itu sangat penting. Karena dengan adanya manajemen kita bisa mengatur semua kegiatan agar dapat dilakukan dengan efesien dan efektif.  Tanpa adanya manajemen kegiatan kita dalam kehiidupan sehari-hari akan tidak teratur.

Manajemen dikatakan penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, pada dasarnya :
  1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
  2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna.
  3. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang dimiliki.
  4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan.
  5. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
  6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
  7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi, komunikasi yang kontruktif,  seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
  8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan agar lebih baik lagi.
C. ALASAN MANAJEMEN DIBUTUHKAN DALAM SUATU ORGANISASI

Alasan utama manajemen itu dibutuhkan dalam suatu organisasi:
a. Untuk memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu 
    yang ada dalam organisasi tersebut. Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. 
    Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
   
     Ada empat tujuan manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan Sosial
    Tujuan sosial manajemen adalah agar organisasi atau perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
  2. Tujuan Organisasional
    Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.
  3. Tujuan Fungsional
    Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi pada tingkat yang sesuai  dengan kebutuhan organisasi
  4. Tujuan Individual
    Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.
     Ada tujuan tertentu, betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya daripada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah:
  1. Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
  2. Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
  3. Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
  4. Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
     Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu
     sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan
     kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan. Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya
     yaitu :
  • Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
  • Menurut George R. Terry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
    4. Activating (Pelaksanaan)
  • Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
    4. Directing (Pengarahan)
  • Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Motivating (pemberian dorongan)
    4. Controlling (mengarahkan)
    5. Evalution (mengawasi kegiatan yang telah selesai)
  • Menurut Henry Fayol
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Commanding (pemberian komando)
    4. Coordinating (pengkoordinasian tugas)
    5. Controlling (pengawasan sedang berjalan)
  • Menurut Luther M. Guillck
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Sttafing (pengadaan tenaga kerja)
    4. Directing (pembimbingan)
    5. Coordinating (pengkoordinasian tugas)
    6. Raporting (prelaporan)
    7. Budgetting (penganggaran)
b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran dan 
    kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi seperti: pimpinan pegawai, pelanggan, serikat kerja, pemilik dan
    karyawan, maupun pelanggan, konsumen, suplier, serikat pekerja, asosiasi perdagangan, pemerintah dan masyarakat.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, banyak cara untuk mengukur hasil kerja suatu organisasi dan salah satu yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
  • Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, dengan perbandingan antara sumber daya yang digunakan, berdasarkan perhitungan ratio atau perbandingan terbaik antara output dan input artinya beberapa ouput yang dihasilkan dalam proses dibandingkan dengan input yang masuk. Singkatnya makin besar output yang dihasilkan dan semakin kecil input yang diperlukan maka semakin efisien. Jadi, seorang manajer dikatakan efisien apabila ia mampu mencapai hasil yang lebih tinggi, dibanding dengan masukan-masukan yang digunakan (tenaga kerja, uang, bahan, mesin-mesin dan waktu).

    Efisensi organisasi mungkin lebih mudah terjadi jika ada keterlibatan warga Negara dalam kerja pemerintahan.Efisiensi saja tidak cukup tetapi juga responsiveness to concern of citizents. Efisiensi menghendaki adanya mekhanisme rasional dalam organisasi. Sedangkan sebelum pejabat memutuskan sesuatu memerlukan informasi yang lengkap (komprehensif), benarkah ini sudah terpenuhi. Dan benarkah bahwa keputusan itu sudah mengakomodasi kepentingan organisasi dan kepentingan partisipan.

    Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria, seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efisiensi yang relevan. Efisien jika output > daripada input (hasil lebih besar daripada pengorbanan).
  • Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang  tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Atau dengan kata lain seorang manajer dapat dikatakan efektif apabila dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan.

    Efektivitas adalah sejauh mana output yang dihasilkan dapat memenuhi sasaran dan tujuan manajemen, dimana ukuran efektivitas hampir selalu digunakan untuk menggambarkan kesesuaian rencana dengan realisasi.

    Menurut ahli manajemen Peter Drucker: efektivitas ialah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). Oleh karena itu, menurut beliau, bagi para manajer pertanyaan yang paling penting adalah: Bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut.

sumber:
http://aisyaadministrasi13.blogspot.co.id/

SEJARAH MUI

Majelis Ulama Indonesia (disingkat MUI) adalah lembaga yang mewadahi para ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 17 Rajab 1395 Hijriah, atau tanggal 26 Juli 1975 di JakartaIndonesia, untuk membantu pemerintah dalam melakukan hal-hal yang menyangkut dengan umat Islam, seperti mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seorang penganut agama Islam dengan lingkungannya.



SEJARAH

MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NUMuhammadiyahSyarikat IslamPertiAl WashliyahMath’laul AnwarGUPPIPTDIDMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan. Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat musyawarah para ulama, zu'ama dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah Piagam Berdirinya MUI, yang ditandatangani oleh seluruh peserta musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama I.

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat. Selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:
  • Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhai Allah;
  • Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya hubungan keislaman dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa;
  • Menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah dan penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna menyukseskan pembangunan nasional;
  • Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

PERANAN

Pengabdian Majelis Ulama Indonesia tertuang dalam tujuh tugas MUI, yaitu:
  1. Sebagai pengawal bagi penganut agama Islam
  2. Sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam
  3. Sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik
  4. Sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia internasional
  5. Sebagai perumus konsep pendidikan Islam
  6. Sebagai pengawal konten dalam media massa
  7. Sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan

STRUKTUR KEPENGURUSAN

Periode Ketua Umum MUI

1. Prof. Dr. KH. Abdul Malik Karim Amrullah (1975 - 1981)
Ketum MUI 1
2. KH. Syukri Ghozali (1981 - 1983)
Ketum MUI 2
3. KH. Hasan Basri (1983 - 1990)
    - 1983 - 1985 Menjabat sebagai Ketum MUI periode 3 berdasarkan Fail Accompli (menentukan 
                           keputusan terlebih dahulu baru meminta persetujuan)
    - 1985 - 1990 Melanjutkan jabatan sebagai Ketum MUI berdasarkan Munas MUI Ke-3 Tahun 1985
Ketum MUI 3
4. Dr. KH. Muhammad Ali Yafie (1990 - 2000)
Ketum MUI 4
5. Dr (HC). KH. Mohammad Achmad Sahal Mahfudz (2000 - 2014)
Ketum MUI 5
6. Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA (2014 - 2015)
    2014 - 2015 Menjabat sebagai Ketua Umum MUI Periode 6 berdasarkan Fail Accompli dan kini
                        menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Periode 2015 - 2020
Ketum MUI 6
7. KH. Ma'ruf Amin (2015 - Petahana)
    Ketum MUI Petahana yang kini masih menjabat hingga 2020 mendatang, dipilih sebagai Ketua
    Umum MUI Periode 7 berdasarkan Fail Accompli.
Ketum MUI Petahana

Susunan Pengurus MUI Periode 2015 - 2020
Dewan Pertimbangan
Ketua
Prof Dr HM Din Syamsudin

Wakil Ketua
Prof Dr Nasaruddin Umar
Prof Dr KH Didin Hafiduddin
Prof Dr Azyumardi

Sekretaris
Dr Noor Ahmad

Wakil Sekretaris
Natsir Zubaidi
Dr Bachtiar Nasir

Anggota
Ketua-ketua umum ormas Islam (yang diundang sebagai peserta munas 2015), tokoh tokoh ulama, zuama, cendikiawan muslim.

Dewan Pimpinan MUI
Ketua Umum
DR KH Makruf Amin

Wakil Ketua Umum
Prof DR Yunahar Ilyas
KH Slamet Effendy Yusuf

Ketua-ketua
H Basri Bermanda
DR H Yusnar Yusuf
Prof DR H Maman Abdurrahman
Prof DR Hj Huzaemh T Yango
Prof DR Hj Tuty Alawiyah
KH Muhyidin Junaidi
KH Abdullah Jaidi
HM Ichwan Sam
H Zainut Tauhid Sa’adi
DR Ir H Lukmanul Hakim
DR KH Sodikun
KH Abdussomad Buchori

Sekretaris Jenderal
DR H Anwar Abbas

Wakil Sekretaris
DR KH Tengku Zulkarnain
DR Amirsyah Tambunan
DR H Zaitun Rasmin
DR Najamudin Ramli
H Solahuddin Al Ayubi
Rofiqul Umam
DR Hj Valina Subekti
H Misbahul Ulum

Bendahara Umum
Prof DR Hj Amani Lubis

Bendahara
dr Fahmi Darmawansyah
Yusuf Muhammad
DR H Nadratuzzaman Hosen
H Iing Solihin
Burhan Muhsin

HUBUNGAN DENGAN PIHAK LUAR
KH. Ma'ruf Amin terpilih sebagai Ketum MUI
Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zu'ama dan cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia adalah gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian. Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian, dalam arti tidak tergantung dan terpengaruh, kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.

Dalam kaitan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia tidak bermaksud dan tidak dimaksudkan untuk menjadi organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, dan apalagi meletakkan posisi dirinya sebagai wadah tunggal yang mewakili kemajemukan dan keragaman umat Islam. Majelis Ulama Indonesia, sesuai niat kelahirannya, adalah wadah silaturrahmi ulama, zu'ama dan cendekiawan Muslim dari berbagai kelompok di kalangan umat Islam.

Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tidak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerja sama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia. Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam, dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Sikap Majelis Ulama Indonesia ini menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia#Sejarah
https://www.nahimunkar.com/inilah-susunan-pengurus-mui-2015-2020/

Rabu, 01 Maret 2017

TEORI ORGANISASI

PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI

1. TEORI MANAJEMEN ILMIAH / KLASIK
  • Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
    1. Pentingnya peran manajer
    2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
    3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
    4. Iklim kondusif
     Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
    1. Robert Owen (1771 - 1858)
        - Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
        - Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi
           kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
    2. Charles Babbage (1792 - 1871)
        - Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan
          pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan
          khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
    1. Frederick W. Taylor
        Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi
        waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan
        dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
    1. Hennry L. Gantt (1861 - 1919)
        Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
        - Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
        - Mengenal metode seleksi yang tepat.
        - Sistem bonus dan instruksi.
        Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap
        motivasi kerja.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
    1. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972)
        - Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam
          pekerjaan.
        - Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang
          dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
        - Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi
          kelelahan.
    2. Herrrington Emerson (1853 - 1931)
        Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan
        inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
        1. Tujuan jelas                          7. Urutan instruksi
        2. Kegiatan logis                      8. Standar kegiatan
        3. Staf memadai                       9. Kondisi standar
        4. Disiplin kerja                     10. Operasi standar
        5. Balas jasa yang adil           11. Instruksi standar
        6. Laporan terpecaya             12. Balas jasa insentif

2. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (1)
  • Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
    1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengorganisirnya.
    2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
    3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
    4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
    5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
    6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen, yang terdiri atas :
        - Planning ; kegiatan perencanaan
        - Organizing ; kegiatan mengorganisasikan
        - Coordinating ; kegiatan pengkoordinasian
        - Commanding ; kegiatan pengarahan
        - Controlling ; kegiatan pengawasan
  • Asas-Asas Umum Henry Fayol (1841-1925)
    1. Pembagian kerja
    2. Asas wewenang dan tanggungjawab
    3. Disiplin
    4. Kesatuan perintah
    5. Kesatuan arah
    6. Asas kepentingan umum
    7. Pemberian janji yang wajar
    8. Pemusatan wewenang
    9. Rantai berkala
    10. Asas keteraturan
    11. Asas keadilan
    12. Kestabilan masa jabatan
    13. Inisiatif
    14. Asas kesatuan
3. TEORI ORGANISASI KLASIK JAMES D. MOONEY
  • Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
    1. Koordinasi
    2. Prinsip skala
    3. Prinsip fungsional
    4. Prinsip staf
4. TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930 - 1950)
  • Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
5. TEORI BEHAVIORAL SCIENCE (1)
  1. Abraham Maslow
    Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
  2. Douglas Mc Gregor
    Dengan teori X dan teori Y.
  3. Frederich Herzberg
    Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
  4. Robert Blake dan Jane Mouton
    Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
  5. Rensis Likert
    Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
6. TEORI BEHAVIORAL SCIENCE (1)
  1. Fred Fiedler
    Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
  2. Chris Argyris
    Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  3. Edgar Schein
    Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
  • Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
7. TEORI ALIRAN KUANTITATIF
  • Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
  • Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
    1. Merumuskan masalah
    2. Menyusun model aritmatik
    3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
    4. Mengkaji model dan hasil model
    5. Menetapkan pengawasan atas hasil
    6. Mengadkan implementasi
  • Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
ANGGAPAN DASAR (ASUMSI) TEORI KLASIK (1)
  1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
  2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya
  3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas
  4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.


Sumber:
http://njiee.blogspot.co.id/2009/11/desain-organisasi-formal-dan-informal.html

DESAIN ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

1. PENGERTIAN DESAIN ORGANISASI
  • Istilah organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools. Desain organisasi (organizational design) merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi adalah menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian strategi. Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagi proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan ke luar organisasi. 
  • Ada empat bagian untuk membangun desain organisasi, yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan koordinasi. Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting; pertama perubahan stratgei dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka mensyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi,yaitu struktur yang ada didesain untuk menyesuaikan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.


2. RAGAM BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
  • Organisasi Garis (Henry Fayol)
    Organisasi Garis/Lini merupakan bentuk/struktur organisasi yang memberikan wewenang dari atasan kepada bawahan dan tanggungjawab ditujukan langsung dari bawahan kepada atasan. Bentuk ini sering diterapkan pada bidang kemiliteran atau peruahaan yang berskala kecil.

    Ciri-ciri
    1. Adanya kesatuan Perintah
    2. Pembagian Kerja jelas dan mudah dilaksanakan
    3. Organisasi tergantung pada satu pemimpin

    Kelebihan/Kebaikan• Pengambilan keputusan cepat
    • Pengendalian lebih mudah
    • Solidaritas antar karyawan tinggi

    Kekurangan/Kelemahan• Pemimpin cenderung otokratis
    • Ketergantungan kepada atasan sangat tinggi
    • Membatasi kesempatan karyawan untuk berkembang
  • Organisasi garis dan staf (Harrington Emilson)
    Kebijakan pimpinan sebelum dilimpahkann ke bawahan diolah terlebih dahulu dengan memperhatikan saran-saran dari staf ahli.
    Contohnya di Lembaga Sekolah Terdapat Wakil Kepala Sekolah.

    Ciri-ciri1. Umumnya digunakan untuk organisasi besar
    2. Bidang tugas beraneka ragam sehingga memerlukan bantuan staf.
    3. Pengawasan dan Spesialisasi berkembang dengan baik

    Kelebihan/Kebaikan• Pembagian tugas jelas
    • Mendorong timbulnya spesialisasi dan disiplin yang tinggi
    • Penempatan orang pada tempat yang tepat
    • Koordinasi mudah dijalankan

    Kekurangan/Kelemahan
    • Membutuhkan biaya yang besar untuk operasionalnya
    • Ditingkat operasinal tidak jelas antra perintah dan nasehat
    • Solidaritas antar karyawam rendah
  • Organisasi Fungsional (Winslow Taylor)Setiap kepala unit dapat member perintah pada unit yang lainselama masih ada hubungan /sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Dalam struktur organisasi fungsional dikenal adanya garis koordinasi/konsultatif.


Sumber:
http://njiee.blogspot.co.id/2009/11/desain-organisasi-formal-dan-informal.html

PENGERTIAN DAN ISTILAH DALAM ORGANISASI DAN METODE

1. PENGERTIAN ORGANISASI
  • Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang. (Mistiani, S.sos, Puslitbang Strahan Balitbang Dephan)
  • Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya. (fickry, 2007)
  • Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu). (M. dahlan Al Barry, Kamus modern bahasa Indonesia)
  • Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)

2. DEFINISI ORGANISASI MENURUT AHLI
  • Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
  • Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Menurut Kochler, Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
3. ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
  • Organisasi Formal
    Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. 
    Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
  • Organisasi Informal
    Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
    Contoh : Arisan ibu-ibu PKK dalam satu wilayah, kerja kelompok, melaksanakan camping bersama-sama, dan lain lain.

    Menurut Hicks, organisasi informal juga dibedakan menjadi dua, yaitu organisasi primer dan organisasi sekunder.
    1. Organisasi Primer, merupakan organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap,
        pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan
        pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah
        keluarga-keluarga tertentu.
    2. Organisasi Sekunder, merupakan organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
        intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan
        kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat
        berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah
        kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju
        mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
4. STRUKTUR DAN ISTILAH DALAM ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
  • Struktur Organisasi Formal
struktur organisasi formal
  • Struktur Organisasi Informal
    1. Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan
        di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggah dengan
        struktur formal organisasi.
    2. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur,
        senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan,
        upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status)
    3. Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode
        kerja sendiri lain dengan aturan formal.
    4. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat
        membahayakan organisasi.
    5. Organisasi informal berkembang dalam berbagai bentuk.
  • Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda, yaitu:
    1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi
        formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-
        kebutuhan mereka.
    2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan
        dipilih dalam informal.
    3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui
        penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota
        dengan pemenuhan kebutuhan.
    4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan
        hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok
        informal.
    Walaupun adanya perbedaan tersebut namun merupakan suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama dan tidak dapat dipisahkan, setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal dan setiap organisasi informal berkembang dalam berbagai tingkatan formal.
5. METODE DAN BENTUK-BENTUK ORGANISASI
  • Organisasi Lini (Line Organization)
    Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah.
  • Organisasi Staf (Staff Organization)
    Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
  • Organisasi Lini dan Staf
    Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.
Sumber:
http://handpage.blogspot.co.id/p/definisi-dan-pengertian-organisasi.html
http://jajusuf.blogspot.co.id/2010/04/pengertian-definisi-dan-arti-organisasi.html
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=9
http://defickry.wordpress.com/2007/09/13/manajemen-konflik-dalam-organisasi/

Selasa, 10 Januari 2017

TEORI MOTIVASI

Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi  – Sebuah perusahaan Manufakturing, pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak. Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan Motivasi yang cukup dalam bekerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang artinya adalah “Menggerakkan”. 

Dalam sebuah buku yang saya baca, dikatakan bahwa definisi dari Motivasi adalah proses-proses psikologis yang menyebabkan Stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan” (Robert Kreitner, 2014). Saat ini, telah banyak teori-teori mengenai Motivasi. Hampir semua Teori Motivasi mengemukakan keterkaitan Motivasi dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Dengan cara memenuhi kebutuhan manusia tersebut, Motivasi kerja secara otomatis akan terwujud.

Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :
  • Teori Hierarki Maslow
    Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
  1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
  2. Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
  3. Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
  4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
  5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
  • Teori ERG Alderfer
    Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
  1. Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
  2. Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
  3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.

  • Teori Kebutuhan McClelland
    Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an.  Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :
  1. Kebutuhan akan Pencapaian (need for achievement)
  2. Kebutuhan akan Afiliasi (need for affiliation)
  3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
  • Teori Motivator-Hygiene Herzberg
    Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
  1. Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
  2. Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
  • Teori Harapan Vroom
    Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory. Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
  1. Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
  2. Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
  3. Valensi (Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.

Source: http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/

PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI



Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :

1. Model Tradisional

Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.

2. Model hubungan Manusiawi

Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.

3. Model Sumber Daya Manusia
 
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.

Source: http://ariel-bagen-sama-saja.blogspot.co.id/2013/01/pandangan-motivasi-dalam-organisasi.html