Selasa, 10 Januari 2017

TEORI MOTIVASI

Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi  – Sebuah perusahaan Manufakturing, pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak. Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan Motivasi yang cukup dalam bekerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang artinya adalah “Menggerakkan”. 

Dalam sebuah buku yang saya baca, dikatakan bahwa definisi dari Motivasi adalah proses-proses psikologis yang menyebabkan Stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan” (Robert Kreitner, 2014). Saat ini, telah banyak teori-teori mengenai Motivasi. Hampir semua Teori Motivasi mengemukakan keterkaitan Motivasi dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Dengan cara memenuhi kebutuhan manusia tersebut, Motivasi kerja secara otomatis akan terwujud.

Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :
  • Teori Hierarki Maslow
    Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
  1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
  2. Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
  3. Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
  4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
  5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
  • Teori ERG Alderfer
    Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
  1. Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
  2. Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
  3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.

  • Teori Kebutuhan McClelland
    Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an.  Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :
  1. Kebutuhan akan Pencapaian (need for achievement)
  2. Kebutuhan akan Afiliasi (need for affiliation)
  3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
  • Teori Motivator-Hygiene Herzberg
    Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
  1. Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
  2. Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
  • Teori Harapan Vroom
    Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory. Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
  1. Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
  2. Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
  3. Valensi (Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.

Source: http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/

PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI



Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :

1. Model Tradisional

Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.

2. Model hubungan Manusiawi

Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.

3. Model Sumber Daya Manusia
 
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.

Source: http://ariel-bagen-sama-saja.blogspot.co.id/2013/01/pandangan-motivasi-dalam-organisasi.html

MANAGEMENT BY EXCEPTION

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika yang berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam pengendalian sistem fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif.

Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya :
1) Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
2) Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.

Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian antara Kinerja Aktual (apa yang telah dan sedang dicapai) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).

Contoh :
  • Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
  • Keputusan yang dapat diambil antara lain:
       1.   Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
2.       Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3.       Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1.         Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2.         Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3.         Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal-hal yang berjalan

Seorang manager dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung jawabnya harus didukung oleh tersedianya:
  1. Informasi mengenai dan apa yang sedang dicapai oleh unit kerjanya
  2. Standar kinerja yang dapat menunjukan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
  3. Standar yang dikombinasikan dengan output informasi (misalnya laporan penjualan) akan memungkinkan terjadinya management by exception.
Source: http://kazovanajah.blogspot.co.id/2010/11/definisi-management-by-exception.html

MANAJEMEN INFORMASI SYSTEM

DEFINISI

Management Information System atau Sistem Informasi Manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Management Information System atau Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”. SIM menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam berbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.

Baskerville dan Myers berargumentasi bahwa SIM sudah saatnya menjadi sebuah disiplin ilmu secara mandiri. Davis menawarkan konsensus, bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang SIM :
1.         Proses Manajemen, seperti perencanaan strategis, pengelolaan fungsi sistem informasi, dan seterusnya.
2.         Proses Pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem, dan seterusnya.
3.         Konsep Pengembangan, seperti konsep sosio-teknikal, konsep kualitas, dan seterusnya.
4.         Representasi, seperti sistem basis data, pengkodean program, dan seterusnya.
5.         Sistem Aplikasi, seperti Knowledge Management, Executive System, dan seterusnya.

FUNGSI DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.         Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.         Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.         Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.         Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.         Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.         Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.         Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.         Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.         Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

KONSEP DASAR INFORMASI
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
  • Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
  • Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
  • Data diatur untuk membantu memilih beberapa tindakan saat ini atau masa depan, atau non-tindakan untuk memenuhi tujuan perusahaan (pilihan ini disebut bisnis pengambilan keputusan)
  • Sebagai dasar pengetahuan, Informasi adalah kumpulan dari data-data yang diolah sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat. Sedang data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang dari padanya dapat menghasilkan kesimpulan. Kedepannya informasi -informasi yang terkumpul dapat diolah menjadi sebuah pengetahuan baru.
Source:
https://widuri.raharja.info/index.php/Management_Information_System
http://suwartinah-tina.blogspot.co.id/2011/04/management-information-system.html

PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK PT ACSET INDONUSA Tbk



1. Definisi Konflik
  •  Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. 
  • Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
  • Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah: Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another. yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya. 
  • Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)
  • Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai
    1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
    2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001)

2. Strategi Mengatasi Konflik
 
Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: 
  • Pengenalan
    Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
     
  • Diagnosis
    Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
     
  • Menyepakati suatu solusi
    Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
     
  • Pelaksanaan
    Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
     
  • Evaluasi
    Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu: 
  • Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaiknya. 
  • Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga. 
  • Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang terbesar.

CONTOH PENANGANAN KASUS MANAJEMEN KONFLIK PT ACSET INDONUSA Tbk

Pada tahun 2013 Perusahaan memperoleh peningkatan kinerja keuangan, hal ini tercermin dari pencapaian laba bersih yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan jumlah proyek yang dikerjakan oleh Perusahaan. Seiring dengan pertumbuhan tersebut dan dengan didukung oleh kondisi perekonomian yang terus bertumbuh, Acset berupaya meningkatkan kinerjanya secara berkesinambungan dengan mengelola usaha secara inovatif dan profesional.

TINJAUAN UMUM
Kondisi Ekonomi
Tahun 2013 adalah tahun yang penuh tantangan dari sisi ekonomi, depresiasi nilai rupiah, kenaikan tingkat suku bunga, inflasi yang meningkat dan defisit neraca pembayaran luar negeri yang mengarah ke arah yang defisit menjadi indikasinya. Di tengah hal-hal tersebut, Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup terjaga walaupun mengalami sedikit penurunan dari 6,2% ditahun 2012 menjadi 5,8% di tahun 2013. Dari sini dapat dilihat bahwa Indonesia masih merupakan Negara yang konsisten mampu membukukan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dimana peluang bisnis dan investasi masih sangat terbuka. Hal ini juga mendukung laju pertumbuhan, diantaranya adalah sektor properti yang masih terus berkembang. Dimana pertumbuhan ini berdampak pada peningkatan aktivitas konstruksi dan menjadi indicator positif bahwa market size jasa konstruksi akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan hal-hal tersebut. Kondisi Industri Jasa Konstruksi Industri jasa konstruksi merupakan salah satu penggerak ekonomi nasional, peran tersebut terkait dengan kemampuannya sebagai industri yang menyerap banyak tenaga kerja. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan semakin meningkatnya pertumbuhan property dan infrastruktur, maka dapat dilihat pentingnya industry konstruksi seiring dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, sektor jasa konstruksi merupakan investasi ekonomi yang dapat memperkuat perekonomian Negara. Walaupun terjadi tekanan pada perekonomian Indonesia pada tahun 2013 yang mana sedikit banyak mempengaruhi industri jasa konstruksi, tetapi pada umumnya jasa konstruksi tetaplah memegang peranan yang penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi. Sehingga menjadi suatu tantangan bagi industri konstruksi untuk tetap bertahan dan dapat melewati tekanan tersebut.

TINJAUAN OPERASIONAL PERUSAHAAN
Di tengah tekanan yang terjadi, pertumbuhan ekonomi nasional tetap dapat tumbuh secara positif dan stabilitas ekonomi masih dapat terjaga dengan baik. Hal ini mengindikasikan perekonomian nasional yang kondusif. Pada akhirnya, tercipta pertumbuhan sector jasa konstruksi yang stabil dan kondusif pula, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif bagi kinerja Acset, terutama sepanjang tahun 2013 ini. Hal ini tercermin dari kinerja keuangan Acset selama tahun 2013. Bagi Acset, hal ini merupakan peluang yang harus diraih secara optimal. Acset senantiasa mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya antara lain dengan mengembangkan kinerja dan inovasi yang berkesinambungan dengan melakukan analisis SWOT kepada setiap unit kerja untuk berupaya mengatasi berbagai kelemahan internal dan mengatasi ancaman eksternal dengan baik. Selain itu, Acset juga mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki Perusahaan secara maksimal agar selalu siap menyongsong dinamika jasa konstruksi yang semakin menantang dan kompetitif di masa mendatang. Dengan kinerja yang semakin baik ini, Acset merencanakan target perolehan kontrak baru untuk tahun 2014 sebesar Rp1,5 triliun. Untuk tahun 2013, Acset membukukan kontrak baru senilai Rp1,6 triliun yang berarti lebih tinggi Rp0,3 triliun dari target awal tahun.
Kontrak baru tersebut diantaranya adalah J.O District 8 Senopati, Centennial Tower dan Nobel Cikarang untuk proyek struktur serta Thamrin Nine, SCBD Lot 10, dan Mangkuluhur City untuk proyek pondasi. Pencapaian Perusahaan diperoleh dari penerapan strategi usaha yang tetap fokus pada bisnis utama Perusahaan , yaitu jasa konstruksi dan jasa pondasi. Perusahaan menerapkan strategi memperluas usaha dengan rasional, bijaksana dan berkelanjutan. Sumber daya keuangan dikelola dengan kontrol ketat, disiplin dan berhati-hati. Strategi lainnya adalah dengan bekerjasama dalam bentuk Joint Operation dengan Perusahaan multinational, melaksanakan diversifikasi usaha dan juga mengembangkan usaha di luar negeri.

sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html
PT Terkait: PT ACSET INDONUSA, Tbk.