Kamis, 01 November 2018

CYBERCRIME

Cybercrime adalah tidak criminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi computer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi computer khusunya internet Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi komputer yang berbasasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet. Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka cybercrime diklasifikasikan: 

1) Cyberpiracy: Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu mendistribusikarn informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer. 

2) Cybertrespass: Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada system komputer suatu organisasi atau individu. 

3) Cybervandalism: Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data di komputer.

CONTOH KASUS

1. Kasus Cybercrime : Skimming ATM

Modus kejahatan keuangan berupa pembobolan mesin ATM dengan cara skimming kembali terjadi. Kali ini, sebanyak 50 orang nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Mataram, Nusa Tenggara Barat yang menjadi korbannya.

Pengamat teknologi informasi (TI) Ruby Alamsyah menjelaskan, cara pembobol ATM melakukan skimming adalah dengan memasang alat skimming yang memindai data yang terdapat pada pita magnetik atau magnetic stripe pada kartu ATM saat nasabah memasukan ke lubang ATM.

Alat tersebut menyerupai lubang ATM yang asli,” kata Ruby ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Dari data tersebut, pelaku dapat menggadakan nomor kartu debit ke kartu baru. Caranya adalah dengan melakukan penggandaan kartu baru dengan data magnetik dari kartu korban, baik menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras pembaca kartu.

Pelaku memasang spy camera di dekat mesin ATM untuk mendapatkan informasi PIN kartu ATM yang korban tekan di pinpad ATM,” ujar Ruby.

Dengan dua kombinasi tersebut, pelaku selanjutnya dapat menggunakan kartu duplikat tersebut untuk mencairkan dananya di mesin atm atau menggunakannya sebagai kartu debit.

Beberapa waktu lalu, sekira 50 orang nasabah BRI di Mataram melaporkan saldo rekeningnya tiba-tiba terkuras saat akan melakukan penarikan tunai melalui mesin ATM.

Diduga para nasabah tersebut merupakan korban kejahatan pembobolan ATM dengan modus skimming dari data kartu debit.
________________________________________________________

Dari kasus di atas merupakan kasus yang tergolong dalam Cyberpiracy, yaitu Data Forgery; kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless dokumen melalui internet.

Kasus ini menyalahi aturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
________________________________________________________

2. Kasus Cybercrime : Pembobolan Rekening via e-Banking

Penyidik Bareskrim Polri saat ini sedang mengusut pembobolan beberapa dana nasabah di tiga bank besar di Indonesia dengan modus menggunakan software internet banking.Modus kejahatan ini diklaim telah menimbulkan kerugian mencapai Rp 130 miliar.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Budi Waseso ketika dihubungi Kontan membenarkan informasi ini. Ia menuturkan polisi telah berhasil mengendus dugaan pembobolan dana nasabah tiga bank yang dilakukan oleh sindikat kejahatan dunia maya. Menurutnya, pelaku menggunakan malware untuk muncuri data nasabah bank yang ditanamkan melalui jaringan internet.

Pada Senin (13/4/2015) kemarin kami telah berhasil membongkar sindikat pembobolan uang nasabah dengan menggunakan internet. Saat ini kasus masih didalami oleh penyidik,” ujar Budi, Selasa, (14/4/2015).

Modus dari pencurian dana nasabah ini menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Victor Simanjuntak adalah dengan membajak akun internet banking milik nasabah bank sehingga ketika nasabah akan menyetorkan uang ke rekeningnya, aliran uang tersebut akan dibelokkan ke rekening pelaku.

Ia menjelaskan pelaku utama bukanlah warga negara Indonesia karena berdasarkan penyelidikan Bareskrim ternyata aliran dana tersebut menuju ke sebuah rekening di negara Ukraina.

Pelaku bukan warga negara Indonesia. Ia menggunakan jasa kurir yang merupakan WNI. Sehingga dana nasabah dibelokkan masuk ke rekening kurir, kemudian langsung diteruskan ke rekening pelaku,” ujar Victor ketika dihubungi Kontan.

Modus kejahatan ini bermula saat pelaku menawarkan perangkat aplikasi antivirus melalui pesan layanan di internet kepada korban pengguna e-banking. Setelah korban mengunduh software palsu tersebut, malware akan secara otomatis masuk ke komputer dan memanipulasi tampilan laman internet banking seolah-olah laman tersebut merupakan milik bank. Dengan begitu, pelaku dapat dengan mudah mengendalikan akun e-banking nasabah setelah mengetahui password korban.

Namun, pelaku tidak menguras rekening korban, hanya membelokkan ke rekening kurir jika korban melakukan transaksi keuangan melalui e-banking,” tutur Victor.

Dalam aksi kejahatannya tersebut, pelaku merekrut WNI sebagai kurir dengan kedok kerjasama bisnis sehingga kurir sendiri tidak mengetahui bahwa uang yang masuk ke rekening mereka merupakan hasil pembobolan.

Victor menjelaskan pelaku menjanjikan kurir dapat mengambil 10 persen dari dana yang masuk dan sisanya dikirimkan ke rekening di Ukraina melalui Western Union. Perekrutan kurir ini dilakukan secara acak dengan mengaku kerjasama bisnis perdagangan seperti kayu, kain, dan mesin.

Pelaku menjalin kerjasama dengan kurir di Indonesia. Pelaku mengatakan kalau dirinya akan berusaha di Indonesia tapi tidak memiliki rekening untuk menerima pembayaran dalam bentuk rupiah. Para kurir cuma diminta membuka rekening dan mentrasferkan uang yang masuk ke rekeningnya tersebut,” jelas Victor.

Saat ini Bareskrim Polri tengah mendalami kasus ini dengan memeriksa keterangan dari enam orang kurir yang telah ditahan sebagai saksi. Penyidik, ujar Victor, telah mengantongi identitas pelaku dan akan bekerja sama dengan Interpol untuk mengungkap jaringan sindikat pencurian uang nasabah ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, jumlah kurir diduga berjumlah ratusan orang yang tersebar diseluruh penjuru tanah air.

Pelaku adalah penjahat profesional yang memahami betul IT. Semua kurir yang telah diperiksa sama sekali tidak menyadari jika mereka terlibat dalam pembobolan bank. Pelaku ada di luar negeri, kami telah mengontak interpol untuk membantu kami,” tutur Victor.

Namun, Victor enggan menyebutkan nama maupun inisial dari tiga bank tersebut karena masih dalam penyelidikan oleh Polri. Ia hanya menyebutkan ketiga bank tersebut ada yang berasal dari BUMN dan swasta. Ia mengungkapkan terdapat sekitar 300 nasabah dari ketiga bank tersebut yang menjadi korban dengan total kerugian mencapai Rp 130 miliar yang berhasil dicuri pelaku.

Nanti bank akan kita panggil untuk melengkapi laporan. Karena ada pihak bank yang telah mengembalikan uang nasabahnya ada yang belum,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia dengan salah satu jumlah pengguna internet terbesar di dunia akan menjadi sasaran empuk dari tindak kejahatan dengan media online, terutama banyak masyarakat yang masih menggunakan software palsu sehingga rentan diretas.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis, mengaku pihaknya belum menerima laporan dari pihak bank, Bareskrim Polri, maupun institusi lainnya terkait kasus pembobolan dana nasabah di tiga bank ini. Meskipun begitu, Ia menegaskan bahwa OJK telah meminta kepada bank untuk meningkatkan pengamanan teknologi informasi pada sistem internet banking.

OJK belum menerima laporan baik dari bank maupun dari pihak atau intitusi lain. Pada 9 Maret 2015 yang lalu, OJK sudah meminta kewaspadaan bank dan meningkatkan IT security pada layanan internet banking mereka,” tuturnya kepada Kontan.

Selain meminta kepada pihak bank, Irwan juga menekankan kepada para nasabah untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam bertransaksi dengan menggunakan internet banking terutama dengan menggunakan komputer yang rentan terserah virus. Ia memberi saran kepada para nasabah jika terdapat instruksi yang tidak lazim dan meragukan pada saat transaksi harap segera menghubungi call center bank masing-masing.

Nasabah juga diminta untuk selalu waspada dalam bertransaksi via internet. Kalau ada istruksi yang tidak lazim segera hubungi call center bank,” ujar Irwan.

Sesuai dengan Undang-undang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, OJK merupakan lembaga negara yang memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap individual bank (mikroprudensial). OJK diberikan kewenangan memberikan izin, mengatur, mengenakan sanksi, dan mengawasi setiap aktivitas perbankan di Indonesia.
________________________________________________________

Dari kasus di atas merupakan kasus yang tergolong dalam Cybervandalism, yaitu Crime Sabotage and Extortion; kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubungan dengan internet.

Kasus ini menyalahi aturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
________________________________________________________

3. Kasus Cybercrime : Tindak Memata-Matai Jaringan Intelejen Korea Utara Terhadap Malaysia

Hubungan antara Malaysia dan Korea Utara tengah menegang akibat saling sandera warga. Upaya terbaik untuk memecah pertikaian diplomatik pun terus dilakukan.

Saat ini, Malaysia juga tengah fokus pada 1.000 warga Korea Utara yang tercatat berada di Negeri Jiran.

Kasus pembunuhan Kim Jong Nam di Kuala Lumpur International Airport 2 pada tiga pekan lalu telah memicu spekulasi, bahwa banyak terjadi operasi intelijen pihak Pyongyang di Malaysia.

Sebuah sumber mengatakan kepada Bernama bahwa kehadiran banyak orang Korea Utara di Malaysia berkedok karir di berbagai bidang, sudah direncanakan untuk membentuk jaringan intelijen terorganisir.

Mudah untuk dipahami mengapa cukup banyak warga Korea Utara bekerja sebagai spesialis teknologi informasi (IT) dan tergabung di perusahaan lokal di Cyberjaya. Alasannya, untuk membantu mereka mengumpulkan informasi dan data secara internal,” kata sumber yang identitasnya dirahasiakan.

Mereka bukan orang biasa karena dilatih secara khusus sebelum dipilih oleh rezim untuk bekerja di luar negeri. Sementara yang disponsori oleh perusahaan lokal, kehadiran mereka di Malaysia tidak hanya bekerja tetapi juga menjadi mata-mata yang terlatih.”

Menurut sumber itu, kelompok orang ini adalah bagian dari sekitar 100.000 warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri di seluruh dunia, dan telah menjadi “sumber” berharga untuk rezim Korea Utara. Mereka juga mengirim uang hasil kerjanya ke negara asal.

Setiap warga Korea Utara di luar negeri wajib melapor ke kedutaan mereka tiap bulan dan menjalani ‘pembekalan’ ulang.
________________________________________________________

Dari kasus di atas merupakan kasus yang tergolong dalam Cybervandalism, yaitu Cyber Espionage; kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan memata-matai pihak lain dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran.
________________________________________________________

Rabu, 31 Oktober 2018

DISTRIBUSI FREKUENSI

SOAL 

1. Sebutkan definisi:
    a) distribusi frekwensi
    b) frekwensi
2. Sebutkan singkatan dari TDF
3. Gambarkan bentuk umum TDF
4. Pada contoh 1 (list usia),
     a) ada berapa banyak data? (n =?)
     b) Berapa nilai data terkecil? Dan berapa nilai data terbesar?
     c) berapa range (selisih nilai data terbesar dengan data terkecil)?
5. Dari contoh 1 dibangun 3 TDF.
       -TDF 1 mempunyai berapa kelas? (berapa besar interval tiap kelas?)
       -TDF 2 mempunyai berapa kelas? (berapa besar interval tiap kelas?)
       -TDF 3 mempunyai berapa kelas? (berapa besar interval tiap kelas?)
6. Sebutkan prinsip pembentukkan Tabel Distribusi Frekuensi
7. Penentuan Banyak Kelas dan Interval Kelas
    a) Sebutkan rumus menentukan banyaknya kelas yang ideal
    b) Sebutkan rumus menentukan interval kelas yang ideal
8. a) Berapa  banyak kelas ideal pada list usiacontoh 1 bila menggunakan fungsi ceiling, dan berapa interval kelas idealnya?
     b) Berapa  banyak kelas ideal pada list usia contoh 1 bila menggunakan fungsi floor, dan berapa interval kelas idealnya?
9. a) Buatlah Tabel Distribusi Frekuensi Relatif dari TDF 3
    b)  b.1. Buatlah Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif  (TDFK) kurang dari (<)  pada TDF3
         b.2  Buatlah Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif  (TDFK) lebih dari  (>)  pada  TDF3

JAWAB

1. a.) Distribusi Frekuensi : Pengelompokkan data dalam beberapa kelas sehingga ciri-ciri penting
         data tsb dapat segera terlihat.
    b.) Frekuensi : Banyaknya pemunculan data.

2. TDF adalah Tabel Distribusi Frekuensi.

3.

n : banyaknya data
fi : frekuensi pada kelas ke-i





4. a.) n = 50
    b.) nilai data terkecil = 16 ; nilai data terbesar = 63
    c.) range : 63 - 16= 47

5. a.) TFD 1 = 5 kelas ; interval = 11
    b.) TFD 2 = 6 kelas ; interval = 8
    c.) TFD 3 = 7 kelas ; interval = 7

6. a.) Tentukan banyaknya kelas Jangan terlalu banyak/sedikit
    b.) Tentukan interval/selang kelas Semua data harus bisa dimasukkan dalam kelas-kelas TDF, tidak ada yang tertinggal dan satu data hanya dapat dimasukkan ke dalam satu kelas, tidak terjadi OVERLAPPING.
    c.) Sorting data, lazimnya Ascending: mulai dari nilai terkecil (minimal), agar range data diketahui dan Mempermudah penghitungan frekuensi tiap kelas. Range : Selisih nilai terbesar dengan terkecil.

7. a.) Rumus menentukan banyaknya kelas :
         Aturan Sturges : pembulatan ke atas atau ke bawah (celling / floor)
         k = 1 + 3.322 log n
         k = banyak kelas ; n = banyak data
        Rumus menentukan interval :
         i = r/k   i = interval kelas ; k = banyak kelas ; r = range data

8. a.) k = 1 + 3.322 log 50
         k = 1 + 3.322 (1.6989...)
         k = 1 + 5.6439..
         k = 6.6439
         dengan ceiling, maka k = 7
         i = r/k
         i = 47/6
         i = 7.8333
         i = 8
k = 1 + 3.322 log 50
         k = 1 + 3.322 (1.6989...)
         k = 1 + 5.6439...
         k = 6.6439
         dengan floor, maka k = 6
         i = r/k
         i = 47/6
         i = 7.8333
         i = 8

9.



Minggu, 21 Oktober 2018

Etika dan Profesionalisme : Kasus Menkeu Bekukan Izin Pengaudit Electronic Solution

               Menteri Keuangan Sri Mulyani Indawati membekukan izin Akuntan Publik Drs. Oman Pieters Arifin karena melanggar Standar Auditing (SA), dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran itu dilakukan dalam audit Laporan Keuangan PT Electronic Solution Indonesia 2007.

"Pencabutan izin tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 305/KM.1/2008 tanggal 29 April 2008 dan berlaku selama 9 bulan sejak tanggal ditetapkannya keputusan dimaksud," ujar Kepala Biro Depkeu Samsuar Said, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu (24/5/2008).

Selama masa pembekuan izin, Drs Oman Pieters Arifin juga dilarang menjajakan jasa akuntan. Meliputi jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma. “Seusai Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik,” kata Samsuar.Selain itu, yang bersangkutan dilarang memberikan jasa audit lainnya serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Drs. Oman juga dilarang menjadi Pemimpin dan atau Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan Publik, serta wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL), dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan.

Selasa, 07 Maret 2017

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DAN TATA KERJA DALAM ORGANISASI

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Proses Manajemen
  • Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
  • Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
  • Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
  • Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

PENGERTIAN ORGANISASI

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali. Dalam memanfaatkan sumber (uang, material, lingkungan) sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Fungsi Satuan Organisasi dan Metode
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Ciri-ciri organisasi
1)      terdiri daripada dua orang atau lebih
2)      Ada kerjasama
3)      Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain
4)      Ada tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, yaitu:
1.       Organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah yang berasal dari lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali
2.       Organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama (Monir H. Thayeb).

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:
  1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan.
  2. Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

PENGERTIAN TATA KERJA
Tata kerja adalah cara untuk melaksanakan pekerjaan yang seefisien mungkin mengenai sesuatu pekerjaan dengan mempertimbangkan tujuan, fasilitas, tenaga kerja, waktu dan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat, proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara benar. Di samping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia serta dapat menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

HUBUNGAN MANAJEMEN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA
Untuk hubunganya sendiri manajemen organisasi serta tata kerja memiliki hubungan yang sangat erat. Organisasi yang baik untuk mencapai tujuanya perlu manajemen yang baik. Begitupun sebaliknya untuk mendapatakan manajemen yang terbaik diperlukan sebuah organisasi yang memiliki orang-orang yang terampil, kreatif serta mampu bekerja secara tim untuk mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi. Walaupun sudah memiliki organisasi serta manajemen yang baik masih dibutuhkan satu lagi sebagai pelengkap yakni tata kerja. Tata kerja sendiri dimaksudkan sebagai alat yang digunakan sebuah organisasi untuk mencapai tujuanya. Tanpa adanya tata kerja yang tepat maka manajamen yang telah dibuat tidak akan maksimal sehingga apa yang ingin dicapai organisasi tidak terpenuhi.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan. Apabila organisasi, manajemen dan tata kerjanya dilakukan dengan kerja sama yang baik, pemanfaatan sumber-sumber dan waktu yang ada dapat dilakukan secara tepat dan lebih terkoordinir sesuai dengan proses kegiatan yang ditetapkan maka untuk mencapai tujuan akan dapat hasil yang lebih efsien dan efektif serta lebih maksimal. Karena ketiganya jika dilakukan sesuai dengan tugasnya maka hubungan timbal balik itu akan saling menguntungkan untuk ketiganya.

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
  • Manajemen: proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
  • Organisasi: alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
  • Tata Kerja: pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANAJEMEN, ORGANISASI DAN TATA KERJA
A.       Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
B.       Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a)         Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b)        Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c)         Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
  • Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
  • Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.


Sumber:
http://rendigooners.blogspot.co.id/2014/03/hubungan-antara-manajemen-organisasi.html
https://claudiusnick.wordpress.com/2014/10/21/hubungan-manajemen-tata-kerja-organisasi/

Senin, 06 Maret 2017

MENGAPA MANAJEMEN HARUS ADA DALAM ORGANISASI


A. ORGANISASI
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan sebagai alat, sifatnya stastis yang menghimpun orang-orang yang mengadakan kerjasama itu perlu digerakkan oleh suatu fungsi atau proses yang disebut manajemen. Jadi tugasnya bahwa dalam setiap kerja yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu atau tujuan bersama diperlukan adanya manajemen, karena dengan adanya manajemen itulah yang membantu/ memudahkan tercapai tujuan.

Oleh karena organisasi dan manajemen telah merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat modern dewasa ini, maka jelaslah bahwa manajemen mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia dewasa ini dan oleh sebab itu, maka dalam setiap usaha kerjasama, baik itu organisasi olahraga dan sebagainya, mutlak memerlukan manajemen. Hal itu berarti bahwa fungsi-fungsi manajemen tersebut berlaku pada semua tipe dan organisasi dimanapun juga, karena pasti membutuhkan adanya: Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam bentuk yang sederhana sekalipun.

B. MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu kegiatan yang digunakan harus mengatur semuanya dengan baik, agar dapat melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien. Oleh  karena itu, manajemen dalam kehidupan sehari-hari itu sangat penting. Karena dengan adanya manajemen kita bisa mengatur semua kegiatan agar dapat dilakukan dengan efesien dan efektif.  Tanpa adanya manajemen kegiatan kita dalam kehiidupan sehari-hari akan tidak teratur.

Manajemen dikatakan penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, pada dasarnya :
  1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
  2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna.
  3. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang dimiliki.
  4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan.
  5. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
  6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
  7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi, komunikasi yang kontruktif,  seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
  8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan agar lebih baik lagi.
C. ALASAN MANAJEMEN DIBUTUHKAN DALAM SUATU ORGANISASI

Alasan utama manajemen itu dibutuhkan dalam suatu organisasi:
a. Untuk memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu 
    yang ada dalam organisasi tersebut. Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. 
    Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
   
     Ada empat tujuan manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan Sosial
    Tujuan sosial manajemen adalah agar organisasi atau perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
  2. Tujuan Organisasional
    Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.
  3. Tujuan Fungsional
    Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi pada tingkat yang sesuai  dengan kebutuhan organisasi
  4. Tujuan Individual
    Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.
     Ada tujuan tertentu, betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya daripada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah:
  1. Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
  2. Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
  3. Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
  4. Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
     Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu
     sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan
     kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan. Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya
     yaitu :
  • Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
  • Menurut George R. Terry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
    4. Activating (Pelaksanaan)
  • Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
    1. Planning (Perencanaan)
    2. Organizing (Pengorganisasian)
    3. Controlling (Pengawasan)
    4. Directing (Pengarahan)
  • Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Motivating (pemberian dorongan)
    4. Controlling (mengarahkan)
    5. Evalution (mengawasi kegiatan yang telah selesai)
  • Menurut Henry Fayol
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Commanding (pemberian komando)
    4. Coordinating (pengkoordinasian tugas)
    5. Controlling (pengawasan sedang berjalan)
  • Menurut Luther M. Guillck
    1. Planning (perencanaan)
    2. Organizing (pengorganisasian)
    3. Sttafing (pengadaan tenaga kerja)
    4. Directing (pembimbingan)
    5. Coordinating (pengkoordinasian tugas)
    6. Raporting (prelaporan)
    7. Budgetting (penganggaran)
b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran dan 
    kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi seperti: pimpinan pegawai, pelanggan, serikat kerja, pemilik dan
    karyawan, maupun pelanggan, konsumen, suplier, serikat pekerja, asosiasi perdagangan, pemerintah dan masyarakat.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, banyak cara untuk mengukur hasil kerja suatu organisasi dan salah satu yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
  • Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, dengan perbandingan antara sumber daya yang digunakan, berdasarkan perhitungan ratio atau perbandingan terbaik antara output dan input artinya beberapa ouput yang dihasilkan dalam proses dibandingkan dengan input yang masuk. Singkatnya makin besar output yang dihasilkan dan semakin kecil input yang diperlukan maka semakin efisien. Jadi, seorang manajer dikatakan efisien apabila ia mampu mencapai hasil yang lebih tinggi, dibanding dengan masukan-masukan yang digunakan (tenaga kerja, uang, bahan, mesin-mesin dan waktu).

    Efisensi organisasi mungkin lebih mudah terjadi jika ada keterlibatan warga Negara dalam kerja pemerintahan.Efisiensi saja tidak cukup tetapi juga responsiveness to concern of citizents. Efisiensi menghendaki adanya mekhanisme rasional dalam organisasi. Sedangkan sebelum pejabat memutuskan sesuatu memerlukan informasi yang lengkap (komprehensif), benarkah ini sudah terpenuhi. Dan benarkah bahwa keputusan itu sudah mengakomodasi kepentingan organisasi dan kepentingan partisipan.

    Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria, seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efisiensi yang relevan. Efisien jika output > daripada input (hasil lebih besar daripada pengorbanan).
  • Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang  tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Atau dengan kata lain seorang manajer dapat dikatakan efektif apabila dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan.

    Efektivitas adalah sejauh mana output yang dihasilkan dapat memenuhi sasaran dan tujuan manajemen, dimana ukuran efektivitas hampir selalu digunakan untuk menggambarkan kesesuaian rencana dengan realisasi.

    Menurut ahli manajemen Peter Drucker: efektivitas ialah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). Oleh karena itu, menurut beliau, bagi para manajer pertanyaan yang paling penting adalah: Bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut.

sumber:
http://aisyaadministrasi13.blogspot.co.id/

SEJARAH MUI

Majelis Ulama Indonesia (disingkat MUI) adalah lembaga yang mewadahi para ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 17 Rajab 1395 Hijriah, atau tanggal 26 Juli 1975 di JakartaIndonesia, untuk membantu pemerintah dalam melakukan hal-hal yang menyangkut dengan umat Islam, seperti mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seorang penganut agama Islam dengan lingkungannya.



SEJARAH

MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NUMuhammadiyahSyarikat IslamPertiAl WashliyahMath’laul AnwarGUPPIPTDIDMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan. Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat musyawarah para ulama, zu'ama dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah Piagam Berdirinya MUI, yang ditandatangani oleh seluruh peserta musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama I.

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat. Selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:
  • Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhai Allah;
  • Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya hubungan keislaman dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa;
  • Menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah dan penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna menyukseskan pembangunan nasional;
  • Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

PERANAN

Pengabdian Majelis Ulama Indonesia tertuang dalam tujuh tugas MUI, yaitu:
  1. Sebagai pengawal bagi penganut agama Islam
  2. Sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam
  3. Sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik
  4. Sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia internasional
  5. Sebagai perumus konsep pendidikan Islam
  6. Sebagai pengawal konten dalam media massa
  7. Sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan

STRUKTUR KEPENGURUSAN

Periode Ketua Umum MUI

1. Prof. Dr. KH. Abdul Malik Karim Amrullah (1975 - 1981)
Ketum MUI 1
2. KH. Syukri Ghozali (1981 - 1983)
Ketum MUI 2
3. KH. Hasan Basri (1983 - 1990)
    - 1983 - 1985 Menjabat sebagai Ketum MUI periode 3 berdasarkan Fail Accompli (menentukan 
                           keputusan terlebih dahulu baru meminta persetujuan)
    - 1985 - 1990 Melanjutkan jabatan sebagai Ketum MUI berdasarkan Munas MUI Ke-3 Tahun 1985
Ketum MUI 3
4. Dr. KH. Muhammad Ali Yafie (1990 - 2000)
Ketum MUI 4
5. Dr (HC). KH. Mohammad Achmad Sahal Mahfudz (2000 - 2014)
Ketum MUI 5
6. Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA (2014 - 2015)
    2014 - 2015 Menjabat sebagai Ketua Umum MUI Periode 6 berdasarkan Fail Accompli dan kini
                        menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Periode 2015 - 2020
Ketum MUI 6
7. KH. Ma'ruf Amin (2015 - Petahana)
    Ketum MUI Petahana yang kini masih menjabat hingga 2020 mendatang, dipilih sebagai Ketua
    Umum MUI Periode 7 berdasarkan Fail Accompli.
Ketum MUI Petahana

Susunan Pengurus MUI Periode 2015 - 2020
Dewan Pertimbangan
Ketua
Prof Dr HM Din Syamsudin

Wakil Ketua
Prof Dr Nasaruddin Umar
Prof Dr KH Didin Hafiduddin
Prof Dr Azyumardi

Sekretaris
Dr Noor Ahmad

Wakil Sekretaris
Natsir Zubaidi
Dr Bachtiar Nasir

Anggota
Ketua-ketua umum ormas Islam (yang diundang sebagai peserta munas 2015), tokoh tokoh ulama, zuama, cendikiawan muslim.

Dewan Pimpinan MUI
Ketua Umum
DR KH Makruf Amin

Wakil Ketua Umum
Prof DR Yunahar Ilyas
KH Slamet Effendy Yusuf

Ketua-ketua
H Basri Bermanda
DR H Yusnar Yusuf
Prof DR H Maman Abdurrahman
Prof DR Hj Huzaemh T Yango
Prof DR Hj Tuty Alawiyah
KH Muhyidin Junaidi
KH Abdullah Jaidi
HM Ichwan Sam
H Zainut Tauhid Sa’adi
DR Ir H Lukmanul Hakim
DR KH Sodikun
KH Abdussomad Buchori

Sekretaris Jenderal
DR H Anwar Abbas

Wakil Sekretaris
DR KH Tengku Zulkarnain
DR Amirsyah Tambunan
DR H Zaitun Rasmin
DR Najamudin Ramli
H Solahuddin Al Ayubi
Rofiqul Umam
DR Hj Valina Subekti
H Misbahul Ulum

Bendahara Umum
Prof DR Hj Amani Lubis

Bendahara
dr Fahmi Darmawansyah
Yusuf Muhammad
DR H Nadratuzzaman Hosen
H Iing Solihin
Burhan Muhsin

HUBUNGAN DENGAN PIHAK LUAR
KH. Ma'ruf Amin terpilih sebagai Ketum MUI
Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zu'ama dan cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia adalah gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian. Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian, dalam arti tidak tergantung dan terpengaruh, kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.

Dalam kaitan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia tidak bermaksud dan tidak dimaksudkan untuk menjadi organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, dan apalagi meletakkan posisi dirinya sebagai wadah tunggal yang mewakili kemajemukan dan keragaman umat Islam. Majelis Ulama Indonesia, sesuai niat kelahirannya, adalah wadah silaturrahmi ulama, zu'ama dan cendekiawan Muslim dari berbagai kelompok di kalangan umat Islam.

Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tidak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerja sama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia. Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam, dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Sikap Majelis Ulama Indonesia ini menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia#Sejarah
https://www.nahimunkar.com/inilah-susunan-pengurus-mui-2015-2020/

Rabu, 01 Maret 2017

TEORI ORGANISASI

PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI

1. TEORI MANAJEMEN ILMIAH / KLASIK
  • Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
    1. Pentingnya peran manajer
    2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
    3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
    4. Iklim kondusif
     Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
    1. Robert Owen (1771 - 1858)
        - Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
        - Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi
           kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
    2. Charles Babbage (1792 - 1871)
        - Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan
          pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan
          khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
    1. Frederick W. Taylor
        Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi
        waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan
        dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
    1. Hennry L. Gantt (1861 - 1919)
        Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
        - Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
        - Mengenal metode seleksi yang tepat.
        - Sistem bonus dan instruksi.
        Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap
        motivasi kerja.
  • Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
    1. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972)
        - Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam
          pekerjaan.
        - Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang
          dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
        - Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi
          kelelahan.
    2. Herrrington Emerson (1853 - 1931)
        Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan
        inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
        1. Tujuan jelas                          7. Urutan instruksi
        2. Kegiatan logis                      8. Standar kegiatan
        3. Staf memadai                       9. Kondisi standar
        4. Disiplin kerja                     10. Operasi standar
        5. Balas jasa yang adil           11. Instruksi standar
        6. Laporan terpecaya             12. Balas jasa insentif

2. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (1)
  • Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
    1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengorganisirnya.
    2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
    3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
    4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
    5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
    6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen, yang terdiri atas :
        - Planning ; kegiatan perencanaan
        - Organizing ; kegiatan mengorganisasikan
        - Coordinating ; kegiatan pengkoordinasian
        - Commanding ; kegiatan pengarahan
        - Controlling ; kegiatan pengawasan
  • Asas-Asas Umum Henry Fayol (1841-1925)
    1. Pembagian kerja
    2. Asas wewenang dan tanggungjawab
    3. Disiplin
    4. Kesatuan perintah
    5. Kesatuan arah
    6. Asas kepentingan umum
    7. Pemberian janji yang wajar
    8. Pemusatan wewenang
    9. Rantai berkala
    10. Asas keteraturan
    11. Asas keadilan
    12. Kestabilan masa jabatan
    13. Inisiatif
    14. Asas kesatuan
3. TEORI ORGANISASI KLASIK JAMES D. MOONEY
  • Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
    1. Koordinasi
    2. Prinsip skala
    3. Prinsip fungsional
    4. Prinsip staf
4. TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930 - 1950)
  • Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
5. TEORI BEHAVIORAL SCIENCE (1)
  1. Abraham Maslow
    Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
  2. Douglas Mc Gregor
    Dengan teori X dan teori Y.
  3. Frederich Herzberg
    Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
  4. Robert Blake dan Jane Mouton
    Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
  5. Rensis Likert
    Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
6. TEORI BEHAVIORAL SCIENCE (1)
  1. Fred Fiedler
    Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
  2. Chris Argyris
    Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  3. Edgar Schein
    Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
  • Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
7. TEORI ALIRAN KUANTITATIF
  • Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
  • Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
    1. Merumuskan masalah
    2. Menyusun model aritmatik
    3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
    4. Mengkaji model dan hasil model
    5. Menetapkan pengawasan atas hasil
    6. Mengadkan implementasi
  • Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
ANGGAPAN DASAR (ASUMSI) TEORI KLASIK (1)
  1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
  2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya
  3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas
  4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.


Sumber:
http://njiee.blogspot.co.id/2009/11/desain-organisasi-formal-dan-informal.html